22/01/2012

Kegagalan sistem perekonomian saat ini


Assalamu’alaikum.Wr.Wb

Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna, yang mengatur semua sendi kehidupan manusia, termasuk juga bidang ekonomi. Prisnsip ekonomi Islam didasarkan pada prinsip Illahiyah, dimana harta benda yang ada pada kita, sesungguhnya bukanlah milik kita, tetapi hanya titipan dari Allah SWT semata. Yang harus dipergunakan untuk kepentingan manusia dengan sebaik-baiknya, yang nantinya tetap akan dipertanggung jawabkan kepada Allah SWT.


Ekonomi Islam
Ekonomi Islam, merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia, dimana semua perilaku itu sudah diatur berdasarkan aturan Islam, dan dilandasi dengan tauhid, sebagai mana yang telah dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
Islam mengajarkan, bahwa Allah SWT itu maha pemberi rizki, tapi Allah SWT tidak member rizki-Nya dengan cuma-Cuma, Allah SWT memerintahkan manusia untuk menjemput rizki-Nya dengan bekerja.
Sebagai mana yang telah dijelaskan pada surat At-Taubah ayat 105 :
“ Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nya, beserta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan itu.”
Bekerja juga sangat dianjurkan, karena akan membawa kita pada ampunan, seperti sabda Rasulullah Muhammad SAW :
“Barang siapa yang di waktu sorenya kelelahan karena kerja tangannya, maka di waktu sore itu dia mendapat ampunan.”
(HR. Thabrani dan Baihaqi)


Tujuan ekonomi Islam
Segala aturan yang diturunkan oleh Allah SWT dalam system Islam, mengarah pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapus kejahatan, kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian pula dalam hal ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan akhirat.

Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan, ada tiga sasaran hokum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, yaitu :
1. Penyucian jiwa, agar setiap muslim bias menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa maslahah yang menjadi puncak sasaran diatas mencakup lima jaminan dasar :
·         Keselamatan keyakinan agama (al din)
·         Keselamatan jiwa (al nafs)
·         Keselamatan akal (al aql)
·         Keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)
·         Keselamatan harta benda (al mal)
Prinsip – prinsip Ekonomo Islam
Secara garis besar, ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar :
1.       Berbagai seumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan Allah SWT kepada manusia.
2.       Islam mengakui kepemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3.       Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4.       Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja.
5.       Ekonomi Islam menjami kepemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang.
6.       Seorang muslim harus takut kepada Allah SWT dan hari penentuan di hari akhir.
7.       Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
8.       Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Inilah system ekonomi yang seharusnya dijalankan oleh setiap manusia. Namun kenyataannya, manusia dengan segala kemampuan dan akalnya yang terbatas mencoba untuk mencari cara lain untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Manusia bekerja sama dengan segelintir manusia lain untuk mencapai tujuannya. Dari sini lah, lahir pemahaman-pemahaman manusia yang sekarang dikenal dengan sebutan ‘ideologi’. Ideologi ciptaan manusia ini mencoba untuk mengatur kehidupan manusia, mulai dari kepercayaan, kehidupan bermasyarakat, sampai system perekonomiannya. Mereka mencoba menyaingi ideologi yang telah dibuat oleh Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Ideologi yang dibuat oleh Allah SWT, diperuntukkan oleh semua manusia, dan semua mahluk ciptaan-Nya, tapi ideologi ciptaan manusia hanya diperuntukkan untuk segelintir manusia saja.
Sosialisme, Komunisme, liberalisme, Pancasila, dan ideologi lainnya yang ada, hanya memakmurkan dan mendamaikan orang-orang yang percaya kepada ideologi tersebut. Tapi coba ketika ideologi tersebut saling bertemu, mereka hanya salaing menjatuhkan, menghancurkan bahkan bisa menimbulkan perang.
Perang dunia I dan II, serta perang dingin, merupakan imbas dari bentrokkan-bentrokkan antar ideologi yang saling bertentangan. Di era tersebut, muncul dua ideologi utama dari dua negara adikuasa saat itu, Amerika Serikat dan blok barat dengan liberalisme nya, dan Uni Soviet dan blok timur dengan komunisme nya.
Setelah perang dingin, yang ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet dan blok timur, menjadikan liberalisme barat lebih dominan. Dengan dominasinya, ideologi liberalisme berkembang menjadi sebuah ideologi yang mengatas namakan globalisasi dan demokrasi.
Demikian juga dengan system perekonomiannya. Sistem perekonomian yang dianut oleh ideologi liberalisme adalah system perekonomian kapitalisme, yang merupakan  suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Dengan kondisi ini, sekarang semua kena dampaknya.
Tidak usah jauh-jauh kita menyebrang ke negara – negara yang menganut system kapitalisme untuk melihat dampak dari system ini. Lihat saja kondisi negeri sendiri.
Indonesia, yang notabene ideologinya adalah Pancasila, sekarang seakan-akan menjadi negara dengan perekonomian kapitalisme. Lihat saja, perusahaan-perusahaan swasta berkembang dimana-mana. Hal ini mengakibatkan privatisasi segala sumber daya alam. Ditambah dengan keterbatasannya sumber daya alam yang ada, membuat kondisi masyarakat kecil makin susah mendapatkan kebutuhan hidup sehari-hari, walaupun ada, pastinya sangat mahal.
Sebagai rakyat Indonesia, tentunya ingat dengan kejadian krisis moneter yang menimpa negeri kita tercinta ini. Krisis yang melanda bangsa Indonesia, menjadi awal terpuruknya sebuah negara dengan kekayaan alam yang melimpah ini. Dari awal 1998, sejak era orde baru mulai terlihat kebusukannya Indonesia terus mengalami kemerosotan, terutama dalam bidang ekonomi. Nilai tukar semakin melemah, inflasi tak terkendali, juga pertumbuhan ekonomi yang kurang berkembang di negara ini.
Krisis moneter 1998 bukan hanya terjadi di Indonesia saja, tapi juga di Asia, seperti Thailand, Korea Selatan dan lain-lain. Dan krisis moneter, atau krisis ekonomi tidak hanya terjadi di tahun 1998 saja, tapi juga terjadi beberapa tahun belakangan ini. Dimana krisis tidak hanya terjadi di kawasan Asia saja, tapi juga sudah mendunia. Dimana krisis dimulai dari negara adikuasa, Amerika Serikat. Karena Amerika Serikat, merupakan negara utama pendukung industry-industri di Eropa dan sebagian besar dunia, maka dampak krisis dinegara tersebut juga turut menyebar.
Namun, Alhamdulillah, pada krisis baru-baru ini, Indonesia tetap stabil, bahkan terlihat tidak terkena dampak dari krisis tersebut. Tapi jika melihat kondisi perekonomian masyarakatnya, perekonomian  Indonesia bisa dikatakan hancur.
Beberapa waktu lalu, pemerintah pernah menyatakan bahwa perekonomian Indonesia telah mengalami perkembangan. Tapi jika dilihat dari kenyataannya, itu tidak terlihat sama sekali. Timbul dibenak saya beberapa pertanyaan, “atas dasar apa pemerintah mengambil kesimpulan seperti itu ?” , ”apakah rakyat Indonesia merasakannya ? Bila iya,dari 250 juta lebih penduduk Indonesia, berapa banyak yang mengalami kemajuan ekonomi seperti yang dikatakan pemerintah ?”
Ironis memang, jika kita melihat keadaan perekonomian rakyat Indonesia saat ini. Padahal rakyat Indonesia hidup di negeri yang kaya, tetapi mengapa rakyat Indonesia itu miskin ?
Sekarang orang bekerja bukan hanya bagai membanting tulang dan menguras keringat, bahkan sampai mengucurkan darah. Bahkan dalam bekerja manusia seakan menganggap yang haram itu halal.
Itu semua karena apa ?
Itu semua karena manusia berusaha untuk membuat sebuah system, guna menandingi system yang dibuat oleh Allah SWT. Padahal kita tahu, bahwa manusia itu terbatas kemampuannya, sementara Allah SWT itu maha segala-galanya.
 Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu, system perekonomian syariah telah berkembang, terutama di Indonesia. Walaupun masih banyak kendala dalam perkembangannya, system perekonomian syariah ini diharapkan menjadi generasi baru, untuk menjalankan roda perekonomian Indonesia dan dunia. Supaya system perekonomian lebih transparan, terkontrol, dan dapat lebih mensejahterakan manusia. Amin.

Wassalamu’alaikum.Wr.Wb

Sumber

No comments:

Post a Comment